Senin, 30 November 2015



Tripama Watak Satria dan Sastrajendra
~ Ir. Sri Mulyono, stok 1, Penerbit Gunung Agung, 1978, kondisi baik, ada tanda tangan pemilik sebelumnya, Rp 60.000,- blm ongkir.




Tripama Watak Satria dan Sastrajendra

(SOLD OUT)

Freedom From The Self
Kebebasan dari Dalam Diri
~ Mohammad Shafii, M.D., Stok 1, kondisi bagus mulus spt baru, Penerbit Curiosita, 2004, Rp 60.000,- blm ongkir.


Freedom From The Self : Kebebasan dari Dalam Diri (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Sekelumit Sejarah Psikoanalisa
~ Sigmund Freud, stok 1, kondisi cukup, bukan baru, Gramedia, 1983, Rp 45.000,- blm ongkir.

Sekelumit Sejarah Psikoanalisa (SOLD OUT)



Teori Dasar Kedokteran Tradisional Cina
~ Dr.Med.Udayana Gendo, stok 1, kondisi bagus mulus spt baru, Rp 45.000,- blm ongkir.




Teori Dasar Kedokteran Tradisional Cina

(SOLD OUT)
Dinasti Yesus
Sejarah Tersembunyi Yesus, Keluarga Kerajaan-Nya dan Kelahiran Kekristenan
~ James D. Tabor, stok 1, Gramedia, 2007, Kondisi Bagus Mulus spt Baru, Rp 65.000,- blm ongkir.


Dinasti Yesus (SOLD OUT)

Minggu, 29 November 2015



Sastra Sufistik
Internalisasi Ajaran-ajaran Sufi dalam Sastra Indonesia
~ Bani Sudardi, Tiga Serangkai, cet.1, 2003, Stok 2, @ Rp 45.000,- (blm ongkir)


Daftar Isi :

Kata Pengantar Penerbit
Kata Pengantar Penulis
Daftar Isi

Pendahuluan
A. Antara Sufi dan Sastra
B. Tasawuf sebagai Gerakan Budaya
C. Paham-paham dalam tasawuf
D. Susunan Hierarki Tasawuf
E. Tingkatan Ilmu
F. Pengalaman Gaib
G. Sastra Sufistik di Indonesia

Sejarah Perkembangan Tasawuf
A. Pengertian Tasawuf
B. Etimologi Tasawuf
C. Fase-fase tasawuf

Sastra Sufistik Dalam Sastra Melayu
A. Masuknya Islam di Melayu
B. Sastra Sufi Melayu
C. Cerita tentang Nabi Muhammad dan sahabatnya
D. Cerita tentang Para Nabi, Ulama, dan Tokoh-tokoh Sufi
E. Cerita tentang peristiwa dan Hal-hal Gaib
F. Dongeng-dongeng modifikasi
G. Tokoh-tokoh Sastra sufistik

Sastra Sufistik di Jawa
A. Kedudukan Sastra pada Masa Jawa Kuno
B. Sastra Jawa Kuno Berisi Ajaran-ajaran tentang Pencarian Tuhan.
C. Pemaknaan Baru Unsur-unsur Hindu-Buddha dengan Karakter Islam.
D. Sastra sufistik dalam sastra jawa
E. Struktur umum sastra suluk
F. Munculnya sastra suluk
G. Suluk yang berisi ajaran tasawuf
H. Suluk yang berisi ajaran etika
I. Suluk yang berisi kisah sejarah
J. Suluk yang berisi ajaran anti-Islam

Sastra Sufistik Dalam Sastra Indonesia Indonesia Modern
A. Sastra Sufistik Angkatan Balai Pustaka
B. Sastra Sufistik Angkatan Pujangga Baru
C. Sastra Sufistik angkatan '45
D. Sastra Sufistik Angkatan 50, 70, dan sekarang

Penutup
Daftar Pustaka.

Sastra Sufistik : Internalisasi Ajaran-ajaran Sufi dalam Sastra Indonesia

(SOLD OUT)

Hati Seluas Samudera
Kisah-kisah Kearifan Sufi
~ M.R. Baha Muhaiyaadden, stok 1, Diva Press, Cet.1, 2003, Diterjemahkan dari buku "Come to the Secret Garden : Wisdom Tales of Sufi", kondisi bagus mulus, bukan baru, Rp 60.000,- blm ongkir.






Hati Seluas Samudera : Kisah-kisah Kearifan Sufi (SOLD OUT)



Salju
~ Orhan Pamuk, Serambi, 2015, 676 halaman, Stok : 5, @ Rp 89.000,- (blm ongkir)


“Sebuah novel yang amat relevan dengan situasi masa kini.”—The Times
Salju mulai turun ketika seorang wartawan dan penyair bernama Ka tiba di Kars, sebuah kota kecil di perbatasan Turki.

Diawali keinginannya untuk menyelidiki kasus bunuh diri yang semakin mewabah
di kalangan wanita muda kota itu, juga hasrat untuk menemukan cinta masa lalunya, tanpa sadar Ka terseret di dalam gejolak kemelut Kars. Konflik antargerakan Islam, benturan antara agama dan sekularisme, serta aparat penguasa yang bertindak sewenang-wenang hanyalah segelintir persoalan di tengah gunung es masalah di kota yang terisolasi akibat badai salju itu.

Salju adalah sebuah kisah tentang dilema yang dihadapi oleh sebuah bangsa yang terbelah antara tradisi, agama, dan modernisasi. Di tangan Pamuk, seluruh permasalahan itu tersaji menjadi sebuah novel yang mencekam dan meninggalkan kesan mendalam.

“Ringan dan segar, tapi penuh intrik dengan lilitan elemen
thriller ...”—Koran Tempo

“Menggambarkan pertentangan antara kaum sekuler dan Islam radikal dengan sangat baik.”—New Statesman

Salju



Namaku Merah
~ Orhan Pamuk, Serambi, 2015, 764 halaman, Stok : 5, @ Rp 99.000,- (blm ongkir)

Namaku Merah Kirmizi bermula di Istanbul —simbol tonggak kejayaan-Islam yang terakhir—di ujung abad keenam belas, saat Sultan secara diam-diam menugaskan pembuatan sebuah buku tak biasa untuk merayakan kejayaannya, yang dihiasi ilustrasi para seniman terkemuka saat itu. Ketika seorang seniman dibunuh secara misterius, seorang lelaki muram dengan masa silam sekelam namanya ditugasi untuk mengungkap misteri pembunuhan yang pada akhirnya menguak jejak benturan peradaban Timur dan Barat—dua cara pandang dunia yang berbeda, berkaitan dengan kebudayaan, sejarah, dan identitas yang memicu konflik tak berkesudahan.

]Melalui karya cemerlang ini, yang diramu dengan intrik seni dan politik, dongeng-dongeng klasik, serta kisah cinta bercabang yang getir, Orhan Pamuk—pemenang Hadiah Nobel Sastra—mengukuhkan dirinya sebagai salah satu novelis terbaik dunia saat ini. Novel ini paling tidak telah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa dan memenangkan sejumlah hadiah sastra internasional terkemuka, antara lain Prix du Meilleur Livre Etranger 2002 (Prancis), Premio Grinzane Cavour 2002 (Italia), dan International IMPAC Dublin Literary Award 2003 (Irlandia)

Namaku Merah

(SOLD OUT)

Sun Tzu : Perang & Manajemen
~Wee Chou-Hou,dkk., stok 1, kondisi baguis mulus spt baru, Elex media, 2004, Rp 65.000,- blm ongkir.

Sun Tzu : Perang & Manajemen (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Islam Kiri
Melawan Kapitalisme Modal Dari Wacana Menuju Gerakan
~ Eko Prasetyo, stok 1, kondisi bagus, Pustaka Pelajar, cet.1, 2002, Rp 50.000,- blm ongkir.

Kaum miskin dari kalangan umat Islam maupun lainnya, saat ini membutuhkan perisai dan pelindung yang tidak saja mampu mengentaskan kemiskinan secara struktural, tetapi juga yang memberi ruang untuk resistensi agar tercipta dunia yang lebih adil dan damai. Orang berharap salah satu potensi tersebut terdapat pada golongan dan pemikiran kaum trasformatif. Akan tetapi, golongan ini memiliki tantangan yang besar, karena belum mampu menemukan legitimasi teologis yang mampu untuk mendapat dukungan dari massa.

Merekalah saat ini yang diharapkan akan mampu menciptakan ruang dalam proses demokratisasi ekonomi, politik, dan akan mampu menciptakan ruang dalam proses demokratisasi ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia. Akan tetapi, problemnya adalah golongan Islam kiri ini kecil, bersifat elitis dan ada kecenderungan teralienasi dari masyarakat muslim miskin dan tertindas. Tantangan lainnya adalah kuatnya tantangan dari paradigma dominan penganut globalisasi neoliberalisme yang kini berhasil menundukkan pemerintah dan negara, melalui infiltrasi neoliberalisme yang hakikatnya internalisasi gagasan pasar bebas terhadap seluruh kebijakan negara sehingga mampu memaksa negara menjadi pelindung mereka.

Artinya, agenda pengentasan kemiskinan struktural sejauh mungkin harus dapet menghindari untuk disalahpahami, yakni dikaburkan sebagai ancaman terhadap agenda politik praktis pengusaha untuk mempertahankan status quo?

Islam Kiri adalah pemikiran yang muncul dari buku Eko Prasetyo dengan ide utama melawan kapitalisme global dari wacana menuju gerakan. Islam Kiri mencoba mengajak kita berfikir bahwa kenyataan yang ada sekarang, seperti kemiskinan, keterasingan, penindasan, dan tekanan yang dirasakan oleh umat Islam disebabkan oleh kesengajaan struktural; kapitalisme global.

Buku ini sangat inspiratif, berbicara tentang bagaimana mengejawantahkan nilai-nilai universal Islam dan menghujamkannya ke sisi terdalam kehidupan. Buku ini mencoba menarik dan menggelitik jiwa kemanusiaan yang terkolaborasi dengan nilai-nilai keislaman.

Diambil dari beberapa sumber.

Islam Kiri (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah
~ Nurcholish Madjid,dkk., stok 1, kondisi bagus, bukan baru, Paramadina, cet.2, 1995, Rp 120.000,- blm ongkir.

Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Sufisme dan Pluralisme
Memahami Hakikat Agama dan Relasi Agama-agama
~ Yunasril Ali, stok 1, Quanta, 2012,  Kondisi Baik, bukan baru, Rp 60.000,- blm ongkir.

Dari hari ke hari, sentimen keagamaan di Indonesia tetap marak. Paham atau gerakan yang memaksakan kepercayaan terhadap yang lain dengan kekerasan masih bertebaran. Peristiwa memilukan dari penyesatan, pengusiran, perkelahian antarpemeluk agama, bahkan antarpemeluk agama tertentu yang berbeda aliran menjadi berita sehari-hari. Hal itu jelas mengusik asas kebinekaan yang dianut negara selama ini dan memperburuk rekam jejak untuk mempertahankan heteroginitas bangsa.

Lewat buku ini, Yunasril Ali menawarkan gagasannya untuk memecahkan akar permasalahan yang terus menimpa Indonesia. Menurut guru besar ilmu tasawuf ini, yang dilakukan banyak kalangan untuk mengurai benang kusut masalah itu melulu pendekatan formalis-eksoteris. Pendekatan ini lebih menekankan pada dimensi lahiriah keagamaan yang terfokus pada tampilan luar. Sedangkan sisi yang lain, yaitu pendekatan esoteris, jarang ditampilkan ke muka umum. Dalam diskursus Islam sendiri, jangkauan esoteris identik dengan sufisme dan tasawuf.

Prinsip yang tak boleh dilupakan agar bisa mengaplikasikan konsep esoteris itu, khususnya di Indonesia, adalah pertama kali pengakuan terhadap pluralitas. Jika kesadaran akan hal itu tidak dipenuhi terlebih dahulu, pintu menuju gerbang berikutnya hanya akan tertutup kabut tebal egoisme. Walhasil, bukan win-win solution yang didapat, melainkan kekeruhan yang kian menebal karena tidak beranjak dari paradigma lama.

Jalal al-Din Rumi (672/1273) mengibaratkan pluralisme sebagai sejumlah orang yang membuat sebuah tenda. Untuk mewujudkannya, perlu kerja sama apik satu dengan yang lain. Jika yang satu mengikat tali, satu membuat pancang, yang satu lagi menjahit kain, sedangkan yang lain mengaitkan, memotong, dan menggunakan jarum. Meskipun dari luar seluruh kegiatan itu terlihat berbeda dan berlainan, dari sudut pandang makna hakiki, mereka semua mengerjakan satu hal: membangun tenda untuk bersama. Karena itu, yang diperlukan tidak lain kedewasaan terhadap realitas itu.

Berasal dari kata soteris, yang berarti bagian dalam atau batin, dimensi esoteris agama ditujukan untuk memahami betul makna agama secara lebih mendalam. Dalam dogma Islam dikenal pembagian ilmu hakikat (tasawuf) dan syariah yang kemudian menjadi bagian yang lain, eksoteris atau bagian luar. Jika dibuat hierarki, dimensi esoteris akan mendapat tempat pertama karena merupakan pancaran dari Yang Mutlak. Sedangkan eksoteris menempati posisi kedua karena terbentuk dalam ruang historis.

Esoterisme menawarkan pemaknaan agama secara fundamental dan substantif, antara lain menyangkut doktrin dasar, nilai etis semua agama, dan pengalaman rohani yang personal. Di sini, agama tidak didekati dengan metode hitam-putih yang memunculkan klaim benar-salah. Tetapi masuk pada tahapan membenamkan diri dalam esensi sesungguhnya atas ajaran suatu agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sufi abad ke-14, Al-Jili, memiliki pandangan esoteris cukup gamblang terkait dengan hakikat keberagamaan. Di samping melihat hakikat keberagamaan secara substantif, juga meyakininya sebagai pengabdian kepada Tuhan dan segenap manusia tanpa pandang agama. Menurut Al-Jili, keanekaragaman itu terjadi akibat pengungkapan diri (tajalli) Tuhan. Karena itu, agama-agama akan selalu abadi selama Tuhan masih mengungkapkan diri-Nya.

Bagi penganut eksoteris, pandangan itu akan terasa asing dan menyesatkan. Sebagai penegas pandangan, Al-Jili menyertakan sumber asasi Al-Quran dan sunah. Totalitas alam, menurut dia, adalah abdi Tuhan yang patuh. Dalam hal pengabdian semua makhluk kepada Tuhan, Al-Jili mengutip, "Datanglah engkau berdua (langit dan bumi) dalam keadaan patuh ataupun terpaksa! Keduanya menjawab, kami datang dengan kepatuhan."

Buku ini memandu kita untuk lebih adil memandang keanekaragaman yang telah menjadi niscaya. Tidak terjebak dalam kubangan pelik agama yang mengedepankan egoisme yang berdasar pada ras, suku, dan agama. Dalam waktu bersamaan, menihilkan pesan utama semua agama, yakni kepasrahan, kedamaian, dan kesejahteraan.

Ahmad Khotim Muzakka
Peneliti Idea Studies, IAIN Walisongo, Semarang

Sufisme dan Pluralisme (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Ajaran-ajaran Emas Ramayana-Mahabharata
Intisari ajaran luhur dua epos klasik yang relevan dengan kondisi saat ini.
~ Petir Abimanyi, stok 1, kondisi baru, stok lama, Rp 60.000,- blm ongkir.

Ajaran-ajaran Emas Ramayana-Mahabharata (SOLD OUT)


Mahabharata
Berdasarkan Bait-bait Pilihan
~ Chakravarti V. Narasimhan, stok 1, kondisi baru, stok lama, Rp 55.000,- blm ongkir.

Kisah Mahabharata dikenal kaya akan ajaran kehidupan. Etika, kebaikan, politik pemerintahan, filsafat serta pencapaian tujuan hidup. Semua terangkum dalam syair kepahlawanan yang luar biasa termasyhur nan menyentuh hati.

Cerita diawali dengan ritual persembahan ular Janamejaya, cicit Arjuna. Yang kemudian dengan alur mundur dikisahkan pula seluruh rangkaian perang Mahabharata. Hingga akhir perjalanan Krisna hingga menemui kematiannya.

Mahakarya ini tidak digubah semata-mata demi mengeksploitasi kisah kepahlawanan para Pandhava. Tetapi perihal kehidupan manusia biasa yang haus akan hasrat memperjuangkan kebenaran dan mewujudkan perdamaian.

Mahabharata : Berdasarkan Bait-bait Pilihan

Sabtu, 28 November 2015

(SOLD OUT)

Kontroversi al-Quran Thomas Jefferson
Penulis: Denise A. Spellberg
Penerbit: Alvabet
Tebal: 488 halaman
Stok : 0
Kondisi : Baru, lepas Segel.
@ Rp 85.000,- (blm ongkir)



SINOPSIS


Pada 1765, sebelas tahun menjelang Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (AS), Thomas Jefferson membeli al-Quran. Rupanya, ini hanya menandai awal dari minatnya yang panjang terhadap Islam. Memang, setelah itu ia terus mencari sejumlah buku tentang bahasa, sejarah, dan perkembangan Timur Tengah. Jefferson pun intensif memahami Islam meskipun hal itu dinilai menghina keimanannya, sebuah sentimen umum yang berlaku di kalangan Protestan kala itu di Inggris dan Amerika. Syah dan, sejak 1776, Jefferson telah membayangkan kaum Muslim sebagai warga Negara masa depan bagi negeri barunya, AS.

Buku ini mengungkapkan cerita penting yang sedikit diketahui ihwal riwayat kebebasan agama di AS; sebuah drama di mana Islam memainkan peran mengejutkan. Denise A. Spellberg menceritakan bagaimana para Pendiri Amerika Serikat—Jefferson termasuk yang terkemuka di antaranya—tertarik pada ide-ide Pencerahan perihal toleransi Muslim untuk menciptakan landasan praktis pemerintahan Amerika yang tengah sengit diperdebatkan. Dalam hal ini, kaum Muslim, yang kala itu bahkan tak diketahui eksistensinya di koloni itu, menjadi batas imajinasi terjauh bagi pluralisme keagamaan Amerika, yang juga mencakup kaum Yahudi dan Katolik sebagai minoritas sebenarnya.

Kini, selagi kecurigaan Barat terhadap Islam terus hidup dan jumlah warga Muslim di AS kian tumbuh menjadi jutaan, cerita Spellberg yang mengungkap gagasan revolusioner para Pendiri AS ini sangat penting diketahui. Di tengah menguatnya keyakinan ihwal benturan peradaban antara Islam dan Barat, buku ini menjadi bacaan yang tepat untuk merajut kembali harapan akan perdamaian dunia.
“Spellberg mengeksplorasi bagaimana para Pendiri Amerika Serikat merumuskan toleransi beragama sebagai cita-cita utama negaranya, tidak hanya untuk kelompok Protestan, tetapi juga bagi warga Muslim di masa depan.
—Ali Asani, Profesor dan Direktur The Prince Alwaleed bin Talal Islamic Studies Program, Harvard University
“Dengan menekankan pada pemahaman Jefferson atas Islam, Spellberg menuturkan cerita yang segar… dan menunjukkan kepada kita bahwa masa lalu, meskipun tidak sempurna, masih menyimpan banyak pelajaran berharga bagi kita di masa kini.”
—Jon Meacham, Pemenang hadiah Pulitzer Prize

“Luar biasa... Spellberg memaparkan konteks sejarah yang sangat berharga bagi perjuangan untuk toleransi beragama. Buku ini merupakan langkah penting menuju inklusivitas dalam pembangunan kehidupan beragama….”

—Jonathan P. Berkey, San Francisco Chronicle
“Tak seorang pun dari kalangan Pagan, Muslim, ataupun Yahudi boleh dikucilkan dari hak-hak sipil Persemakmuran karena agamanya.”
—Thomas Jefferson, mengutip John Locke, 1776

TENTANG PENULIS
DENISE A. SPELLBERG (lahir pada 1958) adalah cendekiawan Amerika dalam bidang sejarah Islam. Profesor Sejarah dan Studi Timur Tengah di University of Texas, Austin, ini menyandang gelar BA dari Smith College (1980) dan gelar PhD dari Columbia University (1989).
Minat kajiannya terfokus pada Islam dalam sejarah Amerika Serikat dan Eropa; juga sejarah Islam abad pertengahan, agama, dan gender. Di ruang kelas, ia mengajar mata kuliah tentang Sejarah Islam di Amerika Serikat; Islam di Eropa dan Amerika; Pengantar tentang Timur Tengah; serta Spanyol dan Afrika Utara Era Islam—Historiografi Islam.
Selain buku ini, Spellberg juga menulis buku berjudul Politics, Gender, and the Islamic Past: The Legacy of ‘A’isha Bint Abi Bakr, karya yang banyak dikutip yang menggambarkan sosok Aisyah dan kontribusinya dalam tradisi Islam. Selain menulis buku, dia pun rajin menulis artikel ilmiah, antara lain “Islam in America: Adventures in Neo-Orientalism,” Review of Middle East Studies, Vol. 4, No. 1 (Summer 2009); “Could a Muslim Be President? An Eighteenth-Century Constitutional Debate,” Eighteenth-Century Studies 39 (2006); dan “Inventing Matamoras: Gender and the Forgotten Islamic Past in the United States of America,” Frontiers: A Journal of Women Studies 25 (2004).
Cendekiawan yang produktif menulis ini meraih banyak peng-hargaan. Dia menyabet penghargaan Carnegie Foundation Scholarship 2009-2010, setelah sebelumnya pada 2006 meraih Harry Ransom Teaching Award. Jauh sebelum itu, dia juga meraih President’s Associates Undergraduate Teaching Excellence Award in History, 1996-1997.

Kontroversi al-Quran Thomas Jefferson (SOLD OUT)



Desain Ilahi
Dalil Keterciptaan Alam
~ Abu 'Ustman al-Jahiz, Serambi, cet.1, 2002, stok 1, kondisi bagus mulus, Rp 45.000,- blm ongkir.





Desain Ilahi : Dalil Keterciptaan Alam

(SOLD OUT)

Jalan Kearifan Sufi
Tasawuf Sebagai Terapi Derita Manusia.
~ Dr. Yunasril Ali, M.A., stok 1, Serambi, cet.1, 2002, Kondisi bagus mulus spt baru, Rp 55.000,- blm ongkir.

Jalan Kearifan Sufi : Tasawuf Sebagai Terapi Derita Manusia. (SOLD OUT)

(SOLD OUT)
Mahabbah Cinta Rabi'ah al-Adawiyah
~ Asfari MS . dan Otto Soekatno CR, Stok 1, Penerbit Bentang, cet.6, 2000, Kondisi Bagus Mulus spt Baru, Rp 60.000,- blm ongkir.

Sebagian besar para sufi menjadikan cinta sebagai ajaran pokok dalam tasawuf. Para sufi mutakhir (sufi-filosof) sangat didominasi perasaan cinta Ilahi, yaitu keadaan rohani yang tinggi dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Kepada Rabi'ah Al-Adawiyah-lah dirujukkan pemakaian kata cinta dalam kalangan para sufi.
Sebelumnya, Hasan Al-Basri telah merintis aliran asketisme dalam Islam berdasarkan khauf (rasa takut) dan raja (rasa pengharapan), sebuah konsep bagi para sufi yang mengabdi kepada Tuhan karena takut siksa dan mengharap pahala. Rabi'ah yang lahir di Basrah (Irak) pada 714 M selalu menjalankan amalan khauf dan raja dengan melengkapi unsur baru, yakni cinta.
Cinta, menurut Rabi'ah, ada dua macam. Pertama, cinta timbul karena mencintai diri sendiri, untuk keabadian diri sendiri. Cinta kepada Allah karena ingin selalu bersama Allah dengan selalu mengingat-Nya dan ingin abadi di sisi-Nya. Kedua, cinta timbul karena yang dicintai itu sendiri, yang pantas atau berhak dicintai. Bagi Rabi'ah, Allah adalah satu-satunya yang berhak mendapat cintanya. Karena segalanya dinisbatkan kepada Allah itulah yang menjadikan cinta Rabi'ah sebagai cinta tanpa pamrih.
Rabi'ah tak berhenti hanya sampai pada rasa cita tanpa pamrih. Tapi ia meningkatkan peralihan kualitas dari mahabbah (mencintai Allah) ke ma'rifah (mengenal Allah). Dengan kualitas mahabbah dan ma'rifah yang tinggi itu manusia mendapatkan keindahan Allah dengan kebenaran (yang sebenarnya) dan harapan akan kebersamaan abadi bersama Sang Kekasih Tercinta di akhirat kelak. Kesemuanya tersirat dalam suri teladan Rabi'ah dari sisi kehidupannya: sederhana, santun tutur bahasanya, memberi petuah, dan tidak mendendam.
Dengan membaca buku ini, kita juga bisa menikmati kumpulan puisi Rabi'ah yang dirajut dengan bahasa sempurna. Rabi'ah adalah orang pertama yang menjadikan cinta Ilahi sebagai objek utama puisinya. Dengan puisi serta kemampuan analisisnya yang khas, Rabi'ah diakui sebagai pendahulu tasawuf. Karena kemampuannya itu pula Rabi'ah dipandang benar-benar mengembangkan ajaran mistik: suatu gairah kerinduan seorang makhluk kepada Khalik, yang menampakkan diri-Nya kepada yang mencintainya.
H. Choirina

Mahabbah Cinta Rabi'ah al-Adawiyah (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

264 Petuah Ruhaniah Ibn Ata'illah
~ dari naskah The Wisdom of Ibn 'Ata'Allah, Pustaka Sufi, cet.1, 2003, kondisi bagus mulus spt baru, Rp 45.000,- blm ongkir.

264 Petuah Ruhaniah Ibn Ata'illah (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Mengungkap Rahasia Al-Quran
~ Allamah M.H. Thabathaba'i, Penerbit Mizan, cet.2, 1989, stok 1, kondisi baik, bukan baru, Rp 45.000,- blm ongkir.




Mengungkap Rahasia Al-Quran (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Petunjuk Menuju Jalan yang Lurus
~ Th. Soekartono, pt.alma'arif, cet.1, 1981, kondisi baik, bukan baru, Rp 45.000,- blm ongkir.


Petunjuk Menuju Jalan yang Lurus (SOLD OUT)



Bimbingan Tasawuf Syaikh Abdul Qodir Al Jilani ra.
~ Drs. Muhammad Zuhri, Penerbit Karya Toha Putra, 1987, stok 1, kondisi bagus mulus, Rp 55.000,- blm ongkir.


Bimbingan Tasawuf Syaikh Abdul Qodir Al Jilani ra.


(SOLD OUT)
Sentuhan-sentuhan Sufistik
Penuntun Jalan Akhirat
~ Abdullah Bin Alawy Al-Haddad Al-Husaini, stok 1, kondisi baik, bukan baru, Rp 40.000,- blm ongkir.

Sentuhan-sentuhan Sufistik : Penuntun Jalan Akhirat (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Menyingkap Rahasia Kekasih Tuhan
~ Syeikh Abdul Qadir Jailani, Penerbit Ramadhani, cet.1, 1986, kondisi baik, bukan baru, Rp 55.000,- blm ongkir.

Menyingkap Rahasia Kekasih Tuhan (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Kata Sandi Syaikh Juha (Abu Nawas)
~ Ali ahmad baktsir, judul asli : Mismaaru Juha "Masrahiyyah Fukkahiyah" Fii Sittat Manaazir. Daar al Kitaab al Arabiy, Mesir, 1951.
Penerbit Navila, cet. 3, 2002.
Kondisi bagus mulus spt baru. Rp 48.000,- blm ongkir.

Kata Sandi Syaikh Juha (Abu Nawas) (SOLD OUT)

(SOLD OUT)
Menelusuri Taman-taman Mahabbah Shufiyah
~ Djamaluddin Ahmad Al-Buny, stok 1, kondisi bagus mulus spt baru, Penerbit Mitra Pustaka, Cet. 1, 2002, Rp 45.000,- blm ongkir.

Menelusuri Taman-taman Mahabbah Shufiyah (SOLD OUT)

Jumat, 27 November 2015

(SOLD OUT)

Judul: Filsafat Shadra
Penulis: Fazlur Rahman
Penerbit: Pustaka Bandung, cet.1, Thn 2000
Tebal: 364 halaman
Kondisi: Bagus Mulus
Harga: Rp. 120.000 (blm ongkir)



Sebagian pakar menyimpulkan bahwa selepas Ibnu Sina dan setelah kritik keras Al-Ghazali terhadap para filsuf, dunia filsafat Islam mengalami kemunduran bahkan kemandegan. Sebagian pakar lainnya menyangkalnya dan menyatakan bahwa dunia Barat hanya tertarik dengan aliran paripatetisme yang kental dengan nuansa Yunani Kuno. Para pembela filsafat Islam menyatakan bahwa pemikiran Islam pasca al-Ghazali dan Ibn Rushd tetap berkembang dan menemukan bentuk kemurniannya, tetapi sayangnya belum dijamah banyak intelektual. Puncaknya, kata mereka, bersintesa dalam pemikiran Mulla Sadra (1622-1641 M). Maka, Mulla Sadra dianggap sebagai puncak dari segala
Filsafat Islam. Benarkah?

Ternyata, ada kelompok ketiga. Kelompok ini menjadi mayoritas: Mereka sangat minim bahkan tidak tahu sama sekali tentang pemikiran Mulla Sadra yang hidup sezaman dengan Descartes, Pascal, Locke, Spinoza ini.

Karena itulah Prof. Fazlur Rahman tergerak untuk menulis buku tentang Shadra al-Din al-Syirazi ini dan diterbitkan tahun 1975. Rahman ingin membongkar mitos kematian filsafat Islam di abad ke-11 dengan mengetengahkan pemikir abad ke-15 ini. Selain itu, Rahman ingin mempublikasikan karya pemikiran "yang sangat orisinil yang mengungkap kaliber intelektual penulisnya yang luar biasa" (hal xxiii) tetapi sangat langka dikaji (hal 1) . Analisa Rahman terutama terfokus pada magnum opus Sadra, al-Asfar al-Arba'ah, yang memang diarahkan Sadra untuk menyatukan peripatetisme dan iluminasionisme —dua aliran terbesar —dengan penemuan sendiri (hal 3). Walhasil, secara sadar, Sadra telah membentuk sintesis besar antara Peripatetisme Ibn Sina, Iluminasionisme Suhrawardi dan Teosofi Ibn' Arabi.

Dengan kritis, Rahman menganalisa satu demi satu pemikiran Sadra yang dibagi dalam tiga bab. Setelah Pendahuluan, Rahman menguraikan pemikiran Sadra di bidang Ontologi, Teologi, serta Psikologi Manusia dan Nasibnya. Pada bab pertama, diuraikan metafisika wujud, sebab-akibat, dan bantahannya terhadap kaum esensialisme. Bab kedua, dia menukik kedalam hakikat wujud dan sifat Tuhan. Sedangkan bab terakhir dikaji tentang hakikat jiwa, eskatologi, dan dan teori pengetahuan, yang terdiri atas persepsi, imajinasi, dan intelek.

Rahman mengungkapkan beberapa orisinalitas Sadra. Diantaranya adalah teorinya tentang Gerak yang merupakan sesuatu hal baru dalam sejarah pemikiran Islam (hal 125).

Walaupun kagum, Rahman tidak segan-segan untuk mengungkap kelemahan pemikiran Sadra. "Kita dapat mengklasifikasika kelemahan-kelemahan ini dalam kategori ketegangan, ketidakkonsistenan, dan kontradiksi" tulisnya di halaman 19. kelemahan ini timbul akibat "ambisi" Sadra yang ingin menyatukan semua aliran besar dalam satu sintesis besar. Misalnya keteganan antara monisme dan pluralisme, atau penyatuan ontologi Ibn Sina dengan Ibn `Arabi.

Di bagian Epilog, Rahman menegaskan persamaan pemikiran antara Sadra dengan dunia Barat modern, khususnta dengan eksistensialisme, evolusionisme Bergson, dan kaum Hegelianisme (hal 355-358). "…namun, merupakan suatu kesalahan besar mendorong kesamaan-kesamaan tersebut terlalu jauh…" tambahnya di halaman 355) dan membaca ajaran-ajaran Shadra berdasarkan. Sayang sekali, ketika Rahman hidup, Martin Heidegger belum begitu tenar, sehingga luput dari analisanya.

Demikianlah. Pemikir besar abad-20 mengulas gagasan pemikir besar abad-15. dari faktor ini saja, sudah cukup untuk menyatakan buku ini menarik untuk dikaji.

Agaknya perlu diperhatikan pesan guru Prof. Nurcholis Madjid ini diakhir buku ini, untuk mengkaji pemikiran filsafat Islam di Timur pasca al-Ghazali.

(ekky al-malaky, Mahasiswa S2 Ilmu Filsafat UI, Aktivis Komunitas Budaya Musyawarah Burung)

Filsafat Shadra (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Jaring-Jaring Kehidupan : Visi Baru Epistemologi dan Kehidupan.
Judul asli: The Web of Life, Penulis: Fritjof Capra, Alih bahasa: Saud Pasaribu, Penerbit: Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Juli, 2001, Tebal: (xii + 496) halaman.
Kondisi : Bagus Mulus
Rp 150.000,- (blm ongkir)

Buku ini aslinya berjudul The Web of Life (diindonesiakan menjadi Jaring-jaring Kehidupan: Visi Baru Epistemologi dan Kehidupan) menyodorkan paradigma ilmu pengetahuan baru. Gagasan dasarnya beranjak dari pertanyaan seorang fisikawan Austria, Erwin Schrodinger, dalam bukunya What is Life? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang belum terjawab kendati sudah membuat para filosof dan ilmuwan bingung selama ratusan tahun. Pertanyaan-pertanyaan itu antara lain bagaimana bisa struktur-struktur yang kompleks berasal dari sekumpulan acak molekul-molekul? Apa hubungan antara pikiran dan otak? Apakah kesadaran itu?

Pada akhir abad ke-20, masyarakat dunia dihadapkan pada serrangkaian masalah global yang membahayakan masa depan planet bumi. Ancaman ini sangat mengejutkan karena terjadi dalam waktu yang singkat serta tidak dapat dikembalikan pada wujud semula (irreversible). Isu utama dan dominan adalah masalah lingkungan hidup. Kekhawatiran itu mesti ditanggapi dengan kerja keras dan pemikiran yang komprehensif, sistemik dan berdimensi futuristik. Dari sebab itu, tidak hanya menyangkut hajat hidup manusia sekarang, tetapi juga berkenaan dengan generasi mendatang. Inilah yang menjadi dasar pemikiran Fritjof Capra untuk menyodorkan sebuah formula baru tentang paradigma ilmu pengetahuan dan kehidupan, yakni pemikiran sistem.

Ia membuka pembahasannya dengan sebuah pengertian ilmiah baru mengenai kehidupan; mulai dari organisme, sistem sosial, politik dan ekonomi. Pengertian itu berdasarkan pada suatu persepsi baru tentang realitas yang memiliki implikasi mendalam, bukan hanya dalam bidang filsafat, tetapi juga menyentuh ruang yang lebih luas. Singkat kata, dengan pengertian yang menyeluruh, masyarakat dunia akan mengarungi kehidupan sosial dan kultural yang lebih baik.

Semakin dalam kita mempelajari masalah-masalah utama zaman ini, makin disadari bahwa masalah itu tidak berdiri sendiri. Sebuah masalah selalu menyangkut banyak aspek kehidupan atau tidak dapat dipisah-pisah; satu sama lain saling bergantung. Sebagai contoh, menstabilkan populasi dunia hanya dapat dilakukan bila kemiskinan dikurangi; kepunahan binatang dan spesies tumbuhan akan terus berlanjut selama belahan dunia selatan masih terjerat utang. Akhirnya, masalah-masalah ini harus dilihat sebagai aspek yang berbeda dari sebuah krisis tunggal. Yakni krisis persepsi. Krisis ini berasal dari fakta bahwa sebagian besar kita, dan khususnya lembaga-lembaga sosial, mendukung konsep yang berasal dari pandangan dunia (world view) yang sudah kadaluwarsa (out of date), sebuah persepsi terhadap kenyataan yang sudah tidak mumpuni menangani dunia.

Ada berbagai solusi untuk mengatasi masalah-masalah ini; bahkan beberapa diantaranya cukup sederhana. Namun, menghendaki suatu perubahan radikal dalam persepsi, pemikiran, dan nilai yang ada. Sebenarnya, sekarang kita berada dalam permulaan sebuah perubahan mendasar pada pandangan dunia dalam ilmu dan masyarakat. Sebuah perubahan paradigma yang sama radikalnya dengan Revolusi Copernikan. Inilah satu-satunya solusi yang harus dilaksanakan oleh segenap elemen dunia secara berkelanjutan. Dengan begitu, kita telah membina komunitas hari ini sekaligus menyelamtkan generasi selanjutnya.

Sebagai seorang fisikawan yang telah lama bergulat dengan berbagai bentuk pemikiran, Fritjof Capra mencoba menawarkan sebuah konsep dunia baru, terutama dalam bidang fisika. Dari pandangan dunia mekanistik Descartes dan Newton, ke suatu pandangan sistemik. Capra menyadari bahwa konsep fisika dan seluruh cara berpikir yang ada sudah tidak memadai untuk melukiskan fenomena atomis. Artinya, problem yang ada bukan lagi bersifat intelektual tetapi telah berkembang menjdai krisis emosional yang mendalam. Dalam istilah lain, dunia ini sedang mengalami krisis eksistensial. Benar adanya, cara penanggulangannya membutuhkan waktu yang panjang. Namun setelah itu manusia akan mendapat pencerahan baru; wawasan yang mendalam tentang materi dalam hubungannya denganpemikiran manusia (hal. 14).

Pemahaman yang mendalam mengenai struktur kehidupan, lanjut Capra, berguna untuk kelanjutan hidup manusia, kelestarian lingkungan, dan masa depan bumi. Dengan data dan fakta yang disajikan, ia mengajak umat manusia menghayati bahwa seluruh bumi merupakan sebuah kehidupan yang utuh dan padu. Konstruksi demikian hanya bisa dimengerti jika dikaji melalui paradigma sistem.

Perubahan pemikiran yang dramatis terjadi dalam fisika pada awal abad ke-20-an telah didiskusikan oleh para fisikawan dan filosof lebih dari lima puluh tahun. Hal ini melatarbelakangi Thomas Kuhn untuk membentuk suatu konstelasi hasil-hasil konsep, nilai dan teknik, yang digunakan bersama dalam komunitas ilmiah untuk mendefinisikan masalah dan solusi yang benar. Perubahan paradigma menurut Kuhn terjadi akibat perubahan diskontinyu dan revolusioner.

Dua puluh lima tahun setelah Kuhn mempopulerkan perubahan paradigma,kini kini krisis intelektual yang dialami oleh para fisikawan kuantum pada tahun 1920 telah dipantulkan kembali pada suatu krisis serupa namun lebih besar. Dengan demikian, perubahan yang sedang dialami ilmu pengetahuan juga dirasakan pada ranah sosial. Untuk menganalisis tranformasi sosial dan kultural semacam itu maka penulis memodifikasi pengertian paradigma Thomas Kuhn. Disini terjadi rekonstruksi paradigma ilmiah kepada paradigma sosial, yang oleh Capra didefinisikan dengan suatu konstelasi konsep, nilai, persepsi, praktik, dan teknik, yang digunakan oleh suatu komunitas. Dari definisi ini muncul suatu bentuk visi tertentu terhadap realitas yang merupakan basis sosial, sehingga dengan paradigma baru komunitas sosial bisa mengatur dirinya sendiri.

Pemikiran sistem muncul paruh tahun 1920-an, dan dipelopori oleh para biolog. Mereka menekankan bahwa semua organisme hidup adalah keseluruhan yang padu. Sudut pandang itu selanjutnya diikuti oleh psikologi gestalt (lengkap/menyeluruh) dan ekologi-dalam. Paradigma ekologi itu, dahulu bidang kajiannya terfokus pada manusia dengan menegaskan nilai, hubungan sosial, dan kolerasi kultural. Sekarang berubah menjadi ekologi-dalam serta mengakui kesalingtergantungan antarfenomena dan fakta sebagaimana individu dan masyarakat yang saling terkait dalam proses psikis alam. Kesalingtergantungan adalah prinsip dasar semua hubungan ekologis. Jadi konstruksi dasar ekologi-dalam adalah kemitraan, fleksibilitas, dan keberagaman (hal 444).

Sementara di bidang fisika, mekanisme Cartesian yang menjadi lambang kejayaan ilmu pengetahuan, mengatakan bahwa dunia hanyalah sebuah mesin yang mati, statis, dan terkendali. Pemahaman ini mencapai puncaknya ketika Sir Isaac Newton. Terakhir dikukuhkan oleh Julien de la Metrie dalam karyanya Man a Machine.

Pandangan fisika klasik itu, kini didekonstruksi oleh pandangan fisika sistem yang mengungkapkan ketimbang sebuah mesin, alam pada dasarnya lebih mirip dengan sifat manusia. Ia tidak dapat diprediksi, peka terhadap dunia sekitarnya, dan terpengaruh fluktuasi-fluktuasi kecil. Dengan begitu, cara yang tepat mendekati alam adalah lewat apresiasi, kerjasama dan dialog (hal 278).

Yang harus digarisbawahi oleh pembaca, bahwa “pemikiran sistem” berbeda dengan “pemikiran holistik”. Pemahaman holistik menunjukkan pada suatu keseluruhan fungsional, yang mengerti kesalingtergantungan bagian-bagiannya, tetapi melupakan nilai dan etika. Sedangkan “pandangan (pemikiran) sistem” menambahkan definisi holistik dengan suatu yang melekat pada lingkungan alamiah dan sosialnya. Pemikiran holistik pasti masuk wilayah sistem, tetapi tidak sebaliknya.

Buku ini mengajak pembaca untuk mencermati perubahan dramatis tentang paradigma ilmu pengetahuan yang terjadi bebearapa dekade belakangan ini. Buku ini merupakan kelanjutan pembahasan dalam karya Capra sebelumnya, yaitu Turning Point (diterjemahkan menjadi Titik Balik Peradaban), yang di dalamnya terdapat sub judul Pandangan Hidup Sistem. Isi buku ini sangat menantang karena berusaha memecahkan misteri yang sampai saat ini belum terungkap. Yaitu, asal mula kehidupan di muka bumi ini. Makanya tak berlebihan bila mendapat acungan jempol. Selain menambah cakrawala berpikir, khusus bagi umat beragama buku ini akan memperkukuh keimanan: bahwa kekuasaan Tuhan sungguh menakjubkan. Di sinilah karya Capra menemukan momentum dan signifikansinya. Membaca buku ini, kita akan tambah pengetahuan tentang berpikir.

(Dudi Sabil Iskandar, peminat buku, koordinator Lingkar Studi Mahasiswa "Menteng", Jakarta )

http://bukusains.blogspot.co.id/2006/08/jaring-jaring-kehidupan-fritjof-capra.html

Jaring-Jaring Kehidupan : Visi Baru Epistemologi dan Kehidupan. (SOLD OUT)


(SOLD OUT)
Aliran Kepercayaan dan Kebatinan Dalam Sorotan
~ Rahnip M.BA., stok 1, Pustaka Progresif, cet.4, 1997, Rp 75.000,- blm ongkir.






Aliran Kepercayaan dan Kebatinan Dalam Sorotan (SOLD OUT)

(SOLD OUT)

Islam dan Kebatinan
Studi Kritis tentang Perbandingan Filsafat Jawa dan Tasawwuf
~ Ma,rif al Payamani, stok 1, Penerbit Ramadhani, cet.1, 1992, kondisi agak bergelombang, baik, Rp 65.000,- blm ongkir.




Islam dan Kebatinan (SOLD OUT)