Sabtu, 28 November 2015

Mahabbah Cinta Rabi'ah al-Adawiyah (SOLD OUT)

(SOLD OUT)
Mahabbah Cinta Rabi'ah al-Adawiyah
~ Asfari MS . dan Otto Soekatno CR, Stok 1, Penerbit Bentang, cet.6, 2000, Kondisi Bagus Mulus spt Baru, Rp 60.000,- blm ongkir.

Sebagian besar para sufi menjadikan cinta sebagai ajaran pokok dalam tasawuf. Para sufi mutakhir (sufi-filosof) sangat didominasi perasaan cinta Ilahi, yaitu keadaan rohani yang tinggi dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Kepada Rabi'ah Al-Adawiyah-lah dirujukkan pemakaian kata cinta dalam kalangan para sufi.
Sebelumnya, Hasan Al-Basri telah merintis aliran asketisme dalam Islam berdasarkan khauf (rasa takut) dan raja (rasa pengharapan), sebuah konsep bagi para sufi yang mengabdi kepada Tuhan karena takut siksa dan mengharap pahala. Rabi'ah yang lahir di Basrah (Irak) pada 714 M selalu menjalankan amalan khauf dan raja dengan melengkapi unsur baru, yakni cinta.
Cinta, menurut Rabi'ah, ada dua macam. Pertama, cinta timbul karena mencintai diri sendiri, untuk keabadian diri sendiri. Cinta kepada Allah karena ingin selalu bersama Allah dengan selalu mengingat-Nya dan ingin abadi di sisi-Nya. Kedua, cinta timbul karena yang dicintai itu sendiri, yang pantas atau berhak dicintai. Bagi Rabi'ah, Allah adalah satu-satunya yang berhak mendapat cintanya. Karena segalanya dinisbatkan kepada Allah itulah yang menjadikan cinta Rabi'ah sebagai cinta tanpa pamrih.
Rabi'ah tak berhenti hanya sampai pada rasa cita tanpa pamrih. Tapi ia meningkatkan peralihan kualitas dari mahabbah (mencintai Allah) ke ma'rifah (mengenal Allah). Dengan kualitas mahabbah dan ma'rifah yang tinggi itu manusia mendapatkan keindahan Allah dengan kebenaran (yang sebenarnya) dan harapan akan kebersamaan abadi bersama Sang Kekasih Tercinta di akhirat kelak. Kesemuanya tersirat dalam suri teladan Rabi'ah dari sisi kehidupannya: sederhana, santun tutur bahasanya, memberi petuah, dan tidak mendendam.
Dengan membaca buku ini, kita juga bisa menikmati kumpulan puisi Rabi'ah yang dirajut dengan bahasa sempurna. Rabi'ah adalah orang pertama yang menjadikan cinta Ilahi sebagai objek utama puisinya. Dengan puisi serta kemampuan analisisnya yang khas, Rabi'ah diakui sebagai pendahulu tasawuf. Karena kemampuannya itu pula Rabi'ah dipandang benar-benar mengembangkan ajaran mistik: suatu gairah kerinduan seorang makhluk kepada Khalik, yang menampakkan diri-Nya kepada yang mencintainya.
H. Choirina
Tidak ada komentar :

Tidak ada komentar :

Posting Komentar