Selasa, 29 Maret 2016

Trilogi keren dari GolaGong.




Trilogi keren dari GolaGong.
Rp 100.000 blm ongkir.
Untuk 1 pemesan saja.
Kondisi bagus, mulus, bukan baru.

Setelah vakum lama, Gola Gong menggebrak dengan novel trilogy berjudul “Padamu Aku Bersimpuh”, “Biarkan aku Jadi Milikmu, dan “Tempatku di Sisi-Mu”. Awalnya karena merasa “berdosa” akibat dampak negatif dari novel serialnya; “Balada Si Roy”, Gong pamit mundur. Dia lebih asyik menekuni dunia TV di RCTI. Tapi, ketika mengenal dan bergbung dengan Forum Lingkar Pena, wadah penulis muda yang mengusung “sastra kemanusiaan” dengan tema-tema cerita islaminya, Gong mulai membuka lagi arsip-arsipnya dan kelima jarinya tak pernah berhenti menyentuh tust-tust keyboard komputer. “Saat itu tahun 1999. Saya mudik ke Solo, rumah mertua. Saya membaca di tabloid gossip, tentang perselingkuhan seorang pejabat teras negeri ini dengan penyanyi dangdut. Lalu saya terinspirasi dari skandal itu. Jadilah ‘Pada-Mu Aku Bersimpuh”..
Awalnya masih novel. Tapi, ditengah jalan, kata-kata mengalir terus. Tidak ada hentinya. Bahkan konsep pun berubah. Tadinya mau digarap serius, seperti modelnya “Ronggeng dukuh Paruk” Ahmad Tohari. Tapi Gong realistis saja. “Saya butuh banyak dana untuk membangun Rumah Dunia”, aku Gong.
Konsep ceritanya melenceng ke soap opera. “Saya melihat pasar ibu-ibu muda dan mahasiswi berjilbab, belum tergarap maksimal. Saya mau ambil pasar ini!” jelas Gong. Dan selalu saja, Banten dijadikan setting utama di novel triloginya. “Saya mencintai Banten, selama tanah ini masih saya pijak dan saya hirup udaranya!” tegas Gong.
Gong bercerita lagi, manuskrip ini ditawarkan dulu ke “Harian Banten” (sekarang “Radar Banten”, koran lokal pertama di Serang). Banten saat itu, tahun 2000, baru saja jadi provinsi termuda. Serang sebagai ibukotanya. Sambil jalan, Gong menawarkan ke Andi Trisnahadi, pemilik percetakan SUHUDsentrautama di Serang, untuk menerbitkannya jadi novel. Gong sengaja memilih dia, karena Banten sudah jadi provinsi.
“Saya ingin mensupport kelahiran penerbit pertama di Banten. Saya tidak memikirkan royalty.” Andi tentu senang, karena dia pun punya mimpi ingin jadi penerbit buku. “Ini proyek luar biasa. Semangat Banten yang baru jadi provinsi menular dan mengebu-gebu!” Dan Andi mencoba memperlakukan Gong sebagai penulis profesional. “Kami melakukan prosedur standar. Tanda tangan kontrak dan uang muka dua puluh lima persen dari sepuluh persen royalti buku!” cerita Andi. Modalnya patungan dengan beberapa rekannya. “Kita keroyokan. M. Jaiz (sekarang Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Untirta Serang – pen) jadi menejer penerbitan,” kenang Andi.
ISBN pun diurus M. Jaiz sambil mendaftarkan SUHUDsentrautama sebagai anggota IKAPI Pusat. Lalu pada Oktober 2000, persis pada hari yang sama dengan deklarasi Provinsi Banten, 4 Oktober, launching novel “Pada-Mu Aku Bersimpuh” dilakukan. Pada hari itu, di Banten sedang terjadi penulisan sejarah didunia perbukuan. SUHUDsentrautama, Andi Suhud, Harian Banten, dan Gola Gong adalah para pemahatnya! (*)
https://keluargapengarang.wordpress.com/2007/04/10/novel-trilogi-pada-mu-aku-bersimpuh-1/
Tidak ada komentar :

Tidak ada komentar :

Posting Komentar