Sabtu, 13 Februari 2016

How We Decide. (SOLD OUT)


(SOLD OUT)
How We Decide.
Kenali cara kerja otak agar bisa lebih cerdas dan tangkas memutuskan apa saja.
→ Jonah Lehrer, stok 2, kondisi baru, stok lama, @ Rp 60.000 blm ongkir.

Temuan terbaru ilmu saraf otak tentang cara manusia mengambil keputusan

Kontan atau kredit? Deal or No Deal? Tendang bolanya sebelum atau setelah menyentuh tanah? Hidup ini penuh pilihan. Setiap saat kita membuat keputusan, dari yang sangat penting sampai sepele.

Ditopang hasil-hasil riset terbaru dan pengalaman nyata banyak “pengambil putusan”—mulai para pilot dan investor yang menghadapi risiko tinggi sampai politikus, atlet, tokoh dunia, dan para pembunuh berantai serta pemain poker—Lehrer secara renyah dan meyakinkan menjawab dua pertanyaan pokok: Bagaimana otak manusia membuat keputusan? Dan bagaimana cara membuat keputusan yang lebih baik dan lebih tepat?

Langkah pertama untuk membuat keputusan yang tepat adalah melihat diri kita sebagaimana adanya, melihat isi kotak hitam otak manusia. Kita mesti jujur dalam menilai kekurangan dan kelebihan kita, kelemahan dan kekuatan kita. Sekarang, untuk kali pertama, semua ini dimungkinkan. Kita akhirnya mempunyai alat-alat canggih yang dapat mengintip misteri otak kita, menguak mesin rumit yang membentuk perilaku kita ini. Kini, kita bisa menerapkan pengetahuan ini dalam kehidupan nyata.

Jonah Lehrer adalah editor lepas di majalah Seed dan penulis buku Proust Was a Neuroscientist. Sebagai lulusan Universitas Columbia dan Sarjana Rhodes, Lehrer pernah bekerja di laboratorium milik ahli neurosains pemenang Hadiah Nobel, Eric Kandel. Tulisan-tulisan Lehrer dimuat di The New Yorker, Washington Post, dan Boston Globe. Dia menjadi editor Mind Matters blog di Scientific American dan menulis di blognya sendiri yang diminati banyak orang, The Frontal Cortex.

***

“Beruntung, buku ini enak dibaca dan gampang dimengerti. Bacalah!”
-Tom Vanderbilt, penulis Traffic

“Dahsyat. Lehrer memberi informasi yang pembaca butuhkan untuk membuat keputusan paling cerdas.”
-Antonio Damasio, penulis Descartes’ Error

Tidak ada komentar :

Tidak ada komentar :

Posting Komentar